Minggu, 14 Oktober 2012

Bahasa Daerah Terancam Punah Perlu Direvitalisasi

MEDAN — Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yeyen Mariani mengatakan perlu tindakan nyata dari pihak-pihak yang berwenang untuk merevitalisasi bahasa-bahasa daerah yang terancam punah.

"Perlu ada tindakan dari yang berwenang bagaimana merevitalisasi bahasa daerah yang terancam punah. Inti dari semua itu adalah bagaimana supaya bahasa itu bisa tetap dipertahankan, apakah itu melalui pendidikan formal maupun nonformal," ujarnya di Medan, Kamis, usai seminar Bahasa dan Sastra Membangun Pendidikan Indonesia yang Berkarakter.

Ia mengatakan ada beberapa upaya yang dapat dilakukan agar bahasa daerah tidak punah, misalnya dengan memopulerkan tradisi-tradisi lisan yang dimiliki oleh sebagian besar etnis di Indonesia, seperti mendongeng.
"Mendongeng merupakan salah satu karya tradisi lisan yang kita miliki. Ini harus terus kita lestarikan, salah satunya dengan menggiatkan lomba mendongeng di kalangan guru, siswa, dan masyarakat umum lainnya," katanya.

Ia mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan bahasa daerah dapat terancam punah, misalnya penuturnya yang semakin sedikit akibat bencana alam dan bisa juga karena generasi mudanya yang tidak mau lagi menggunakan bahasa tersebut dalam percakapan sehari-hari.

"Kalau penggunanya tidak memanfaatkan bahasa itu sebagai bahasa percakapan sehari-hari, bahasa itu memang sudah dapat dikatakan terancam kepunahan. Saat ini, kami sedang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai bahasa daerah yang terancam punah," katanya.

Staf peneliti Balai Bahasa Medan Agus Bambang Hermanto mengatakan, peran orang tua dalam rumah tangga sangat penting dalam upaya melestarikan bahasa daerah, salah satunya dengan cara penggunaan bahasa itu dalam percakapan sehari-hari.

"Dengan demikian, bahasa daerah tersebut akan terpelihara dengan baik. Namun, yang tidak kalah penting agar bahasa daerah itu tetap lestari adalah dengan menerbitkan kamus bahasa daerah," katanya.







0 comments:

Posting Komentar