Rabu, 03 Oktober 2012

Puisi-puisi El Nugraheni

SELEWAT ANGIN

sudah kukira
tak kan jauh jauh dari sini juga

kutuliskan cerita yang panjang
dan cuma kau angin anginkan
bersama saputangan
dan sepatu tua
yang tak pernah terlalu ingin kau selamatkan
ketika hari tiba tiba hujan

aku
masih setia melawati senja
dengan menghitung langkah yang dulu selalu menujumu
dan tak pernah sampai kemanamana
cuma selalu menemukanmu
sedang dengan suntuk menutupi buku buku yang terbuka

di halaman yang menanam jejakmu:
daun daun diam diam menguning

cinta cuma selewat angin

LAKON LUKA

Sudah terlampau paregreg
Ketika kau mungkur dengan parang bermata bisu tersengkelit di pinggang

Sepanjang kurusetra adalah sunyi yang memekikmekik
Seketika ombak mati
Angin laut memilih pergi menyurung punggungmu yang sepi

Kami cuma mengenalimu sebagai lindu tanpa titi mangsa
Mangkat dengan warna merah pada sebuah sandikala yang lamur oleh halimun

Pulanglah hanya jika mata kami telah benarbenar rabun
Sebab cuma dalam keremangan kami mampu
Menarikan lakon kalabendhu

BUNYI

bunyi
kata katamu tak terlawan

"aku benar menjaga mu bukan?"

aku mengangguk rawan
memainkan segemerincing anak kunci di tangan kanan

: m e m p e l a j a r i b u n y i k e b o h o n g a n

DI PASAR MALAM

di pasar malam,

terkemas
bersama gulagula kapas
manis dan lumer
di mulutku

: kau


View the original article here

0 comments:

Posting Komentar