SELEWAT ANGIN
sudah kukira
tak kan jauh jauh dari sini juga
kutuliskan cerita yang panjang
dan cuma kau angin anginkan
bersama saputangan
dan sepatu tua
yang tak pernah terlalu ingin kau selamatkan
ketika hari tiba tiba hujan
aku
masih setia melawati senja
dengan menghitung langkah yang dulu selalu menujumu
dan tak pernah sampai kemanamana
cuma selalu menemukanmu
sedang dengan suntuk menutupi buku buku yang terbuka
di halaman yang menanam jejakmu:
daun daun diam diam menguning
cinta cuma selewat angin
LAKON LUKA
Sudah terlampau paregreg
Ketika kau mungkur dengan parang bermata bisu tersengkelit di pinggang
Sepanjang kurusetra adalah sunyi yang memekikmekik
Seketika ombak mati
Angin laut memilih pergi menyurung punggungmu yang sepi
Kami cuma mengenalimu sebagai lindu tanpa titi mangsa
Mangkat dengan warna merah pada sebuah sandikala yang lamur oleh halimun
Pulanglah hanya jika mata kami telah benarbenar rabun
Sebab cuma dalam keremangan kami mampu
Menarikan lakon kalabendhu
BUNYI
bunyi
kata katamu tak terlawan
"aku benar menjaga mu bukan?"
aku mengangguk rawan
memainkan segemerincing anak kunci di tangan kanan
: m e m p e l a j a r i b u n y i k e b o h o n g a n
DI PASAR MALAM
di pasar malam,
terkemas
bersama gulagula kapas
manis dan lumer
di mulutku
: kau
0 comments:
Posting Komentar